Skip to main content

Dolan Yogyakarta (Jogja)

Cerita ini sudah pernah diposting di blogku yang lain pada tanggal 3 Juni 2017

Sebenarnya keinginanku untuk mengexplore kota Yogyakarta sudah sangat lama sekali. Sebelum akhirnya terealisasi sedikit, aku hanya bisa menikmati Malioboro dan sekitarnya, serta menggunakan kereta Prameks sebagai transportasi menuju Yogyakarta. Ohya sebelum bercerita tentang dolan ini, aku mau cerita sedikit hahaha. Jadii, untuk dolan-dolan yang mengajari aku sesuatu saat kembali ke zona nyaman, aku cenderung pada solo traveling, meski memang pernah bersama beberapa teman. Melakukan dolan memang kadang butuh teman, banyak sekali keseruannya, pastiiiii. Dolan sendiri, sebenarnya tidak kalah seru juga. Mungkin kamu bisa lebih mengenal bermacam-macam lingkungan, mendapat pengetahuan banyak, menjelajahi apa yang ingin kamu jelajah, menemukan bagaimana sebenarnya diri kita, dan tentu akan menambah teman, karena saat dolan sendiri kamu mungkin akan berinteraksi dengan orang lain.

Dolan sendiri bukan berarti tak punya teman, bisa jadi itu adalah pilihan kita, karena yang tau diri sendiri adalah kita sendiri. Jadi kenapa aku suka solo traveling, sebenarnya berawal dari apa-apa harus sendiri. Lama-kelamaan, apa-apa harus sendiri bukan menjadi pilihan lagi, tapi memang harus seperti itu dan tak ada pilihan lain. Sebisa mungkin jangan merepotkan orang lain, ya ya, aku memaksakannya untuk diterapkan pada apa-apa yang aku lakukan, jadi kebablasan begini haha. Sebenarnya ada kesalahan di dalamnya. Tapi ya udah sih. Dolan sendiri, eh sebenarnya bukan dolan, ya terserah mau dibilang apa, untuk yang pertama kalinya (dalam jarak yang lumayan) adalah aku ke Jakarta. Saat awal-awal ada orang yang meragukan, yakin ke Jakarta sendiri? Mengingat umurku yang tergolong masih kecil (14-15 tahun). Aku tidak akan tau aku bisa atau tidak sampai aku benar-benar melakukannya. Akhirnya sampai juga di Jakarta, entah terlihat biasa saja atau bagaimana, yang jelas aku tidak percaya telah melakukannya, mungkin karena bersemangat untuk bertemu Ibu, biasanya aku hanya bisa menunggu Ibu pulang beberapa tahun sekali, tapi mulai saat itu tak perlu menunggu lama-lama lagi, saat liburan semester aku bisa bertemu dengan beliau. Ya itu bagaimana awalnya dalam jarak yang lumayan aku melakukan perjalanan sendiri. Kemudian di tahun selanjutnya, aku melakukan perjalanan sendiri ke Kalimantan, dari setiap perjalanan sendiri ini banyak memang yang membuatku harus melakukan perjalanan-perjalanan lain di tempat yang berbeda. Jadi, contoh dari apa yang aku dapatkan saat melakukan perjalanan sendiri adalah untuk pertama kalinya naik pesawat tentu aku tidak tau harus menuju kemana saat sudah sampai di bandara, dengan itu aku bisa berinteraksi dengan orang-orang atau berusaha mencari-cari terminal yang cocok dengan pesawat yang akan aku tumpangi. Kemudian melakukan check in, menunggu di waiting room, dan masuk ke pesawat saat sudah ada perintah untuk masuk ke pesawat. Semuanya terlihat biasa saja, tapi percayalah, akan ada rasa ketidak percayaan saat kamu baru pertama kali dan melakukannya sendiri, terlebih tidak semua bandara sama. Dengan melakukan perjalanan sendiri, ada sesuatu yang tidak bisa aku jelaskan, karena mungkin kamu harus mencobanya sendiri. Jika melakukan perjalanan kemana saja gratis, mungkin aku sudah berada di tempat berbeda-beda selama aku memiliki kesempatan untuk melakukannya. Meski aku belum sampai kemana-mana, artinya, aku belum banyak melakukan dolan, tapi setiap dolan dan perjalanan yang terjadi telah memberikan banyak pengalaman dan menghasilkan cerita-cerita yang bisa dibagikan pada orang-orang di sekitar. Ya, aku sedang berusaha mewujudkan mimpi-mimpi, yang di dalamnya juga terdapat keinginan untuk melakukan perjalanan lebihhhh banyak lagi.

Ada kalanya aku memang butuh teman untuk dolan, seperti dolan kali ini

Minggu, 23 April 2017 aku berangkat ke Yogyakarta bersama Nia, temanku, kami berangkat pukul 05.15 WIB dari Karanganyar. Kami memang memilih berangkat sangat pagi, tidak juga wkwk, sebenarnya aku yang memaksa berangkat sangat pagi. Hari itu hari Minggu, tentu jalanan akan sangat padat atau mungkin tempat yang akan kami tuju sudah ramai dengan orang-orang yang ingin menghabiskan akhir pekannya, ditambah hari Senin adalah tanggal merah, lengkap sekali. Setelah kira-kira pukul 07.43 WIB, kami sampai ditujuan pertama yaitu Kebun Buah Mangunan, yang terletak di Mangunan, Bantul, Yogyakarta, kami mengandalkan aplikasi Maps yang disediakan oleh Google karena tidak tahu jalan. Biaya masuk ke Kebun Buah Mangunan adalah Rp 6.000/orang saat itu. Setelah memasuki kawasan Kebun Buah Mangunan, kami sarapan terlebih dahulu, di sana banyak warung-warung dengan berbagai pilihan menu yang lumayan, seperti nasi goreng, nasi rames, mie goreng, nasi soto, mie ayam, dll. Setelah selesai sarapan, kami langsung menuju spot photo yang selama ini aku inginkan haha, puas sekali rasanya, karena akhirnya bisa menikmati morning vibes dan pemandangan hijau yang luas dari atas Kebun Buah Mangunan.

Setelah kami rasa cukup berada di Kebun Buah Mangunan, kami menuju Hutan Pinus yang sebenarnya sudah kami lewati saat menuju Kebun Buah Mangunan, jadi ceritanya kami balik lagi. Biaya masuk ke Hutan Pinus Mangunan adalah Rp 2.000/orang saat itu. Di sana banyak juga warung-warung dan jajanan yang membuatmu tidak kelaparan, setelah berjalan-jalan di Hutan Pinus ini. Tiada hentinya aku merasa senang wkwk, ditambah kamera DSLR telah membuat Nia gemas dengan hasil photonya. Kami jalan-jalan menyusuri Hutan Pinus Mangunan yang meski masih pagi, sudah dipenuhi orang-orang penikmat libur akhir pekan. Di sana, kami sembari mencari tujuan selanjutnya karena waktu kami bisa dibilang masih banyak hehe, akhirnya kami memutuskan untuk ke Jurang Tembelan Kanigoro, tentu, kami menggunakan Maps. Setelah sekitar 7 menit, rasanya gregetan sekali, karena Jurang Tembelan ini letaknya sangat dekat dengan Kebun Buah Mangunan, yah, jadi kami bolak-balik, tidak apa-apa sih ya, baru pertama kali juga wkwk. Jalan dari Hutan Pinus ke Kebun Buah Mangunan/Jurang Tembelan ini kami melewati tempat wisata Rumah Hobbit, ingin mencobanya, tapi saat itu di sana ramai, kami juga sudah punya tujuan.

Di Jurang Tembelan ini, hanya membayar parkir saja. Di sana ada 4-6 spot photo yang kekinian abis, ditambah pemandangan yang sangat sangat sejuk. Di sana juga ada beberapa warung yang menyediakan jajanan meski tidak sebanyak warung di Kebun Buah Mangunan/Hutan Pinus. Antri photo di spot photo yang sudah disediakan sangat perlu perjuangan haha, karena banyak sekali orang yang ingin berphoto. Photonya harus cepat juga, karena kalau tidak, bisa-bisa orang yang mengantri ngamuk wkwk ampunnn. Udara mulai panas, karena hari sudah semakin siang, tapi tidak mematahkan semangat kami untuk ke tujuan selanjutnya wkwkwk. Kami menuju Bukit Panguk Kediwung, perjalanan dari Jurang Tembelan ke Bukit Panguk Kediwung memerlukan kesabaran yang extra, karena bisa dibilang tidak mulus, jalannya ada yang bagus ada yang rusaknya sangat parah, sempit, kanan-kiri terdapat sawah dan hutan, juga sangat sepi. Sungguh, jalannya kedesaan sekali. Akhirnya kami sampai di Bukit Panguk Kediwung, biaya masuknya sekitar Rp 2.000-3.000/orang. Ada beberapa gardu pandang yang sangat diminati karena keindahannya, juga sebagai spot photo yang sudah pasti sangat kekinian. Untuk berphoto di gardu pandang, tidak semuanya gratis meski sudah membayar biaya masuk, ada yang harus membayar sekitar Rp 3.000/orang untuk gardu pandang tertentu. Matahari semakin terik, tapi kami tetap saja nekad untuk melanjutkan perjalanan, ya iyalah wkwk. Kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Ngobaran dan membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam. Pantai Ngobaran berdekatan dengan Pantai Ngrenehan dan juga Pantai Nguyahan, untuk masuk di kawasan pantai-pantai tersebut dikenakan tarif Rp 5.000/orang.
Setelah bermain sebentar di Pantai Ngobaran, kami memutuskan untuk makan siang di sekitaran pantai. Di sekitaran pantai ini, banyak sekali warung-warung makan yang menyediakan makan dengan menu ‘laut’.

Sekitar pukul 3 sore, kami perjalanan pulang. Semakin kami berjalan, keadaan semakin sore ditambah mendung. Akhirnya hujan turun sangat deras, memaksa aku menyembunyikan handphone, padahal petunjuk jalan kami pulang di sana. Dengan bermodalkan keyakinan, meski ragu-ragu wkwk, kami mencari-cari jalan sendiri untuk pulang (sebenarnya jangan) hm agak sedikit kesasar mungkin, tapi di sini jugalah letak petualangan sesungguhnya meski diguyur hujan sangat deras. Mulai dari kami mengikuti kendaraan yang berplat sama, dengan harapan kendaraan itu mempunyai tujuan yang sama dengan kami sampai dengan teliti membaca petunjuk arah yang ada di jalanan. Setelah berputar-putar di jalanan yang kami tidak pahami itu, sampailah di jalan raya besar, ini sebenarnya yang kami cari-cari. Perasaan kami sangat lega hahaha.
Setelah sampai di Karanganyar, yessss, karena aku sangat lapar akhirnya kami makan dengan keadaan baju dan celana lumayan basah, rambut acak-acakan. Biar saja, yang penting aku bisa makan.
Perjalanan hari itu sangat luar biasa bagiku, akhirnya..... pokoknya akhirnya terwujud juga. Dalam sehari kami bisa mengunjungi 5 tempat wisata, meski sebenarnya bisa lebih (gak bohong swerrrrr) tapi lelah juga. Bahkan sehari setelahnya, rasanya aku masuk angin, setidaknya itu tidak membuat aku berhenti berkeinginan untuk petualang lagi. Tidak semua detail aku ceritakan, tapi mungkin untuk dolan selanjutnya akan lebih detail. SAMPAI JUMPA!

OHYA, FYI, total budget kami berdua adalah Rp 200.000-250.000 untuk dolan kali ini.

Comments